Memaknai hidup untuk saling berbagi. Walaupun tidak berbentuk materi, tapi berbagi berupa ilmu dan informasi. Karena Informasi Tiada Henti







Wednesday 13 March 2013

Kaderisasi dan Kualitas Kepemimpinan



Kaderisasi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu peranan atau juga merupakan suatu proses untuk mempengaruhi sekelompok orang dengan cara tidak bersifat memaksa. Sedangkan pemimpin adalah salah satu anggota dari suatu kelompok yang dipercaya dan diberikan kedudukan sebagai seorang pemimpin yang diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya.
Kepemimpinan itu juga bukan hanya sekadar penurunan atau bakat belaka, tetapi lebih ditentukan oleh aspek-aspek kepribadian secara menyeluruh, sehingga diharapkan dapat menjalankan kepemimpinan yang efektif, diantaranya adalah :
  • Intelijensi yang cukup
  • Kemampuan menganalisis sesuatu untuk mendapatkan suatu keputusan
  • Kemampuan mengaplikasikan hubungan manusiawi yang efektif agar keputusan dapat dikomunikasikan

Kader dapat diartikan sebagai orang yang akan memegang jabatan atau pekerjaan penting disuatu kelompok atau tim (pemerintahan, partai, dll). Sedangkan pengkaderan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Berarti kaderisasi kepemimpinan adalah proses untuk mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang, yang akan memikul tanggung jawab penting dilingkungan suatu organisasi atau tim.


Mengapa perlu adanya pengkaderan? Karena semua orang yang termasuk sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri kepemimpinan, suka atau tidak, mau - tidak mau, hal tersebut akan terjadi. Proses tersebut dapat terjadi karena :
  1. Dalam sauatu organisasi ada ketentuan periode kepemimpinan seseorang
  2. Adanya penolakan dari anggota kelompok, yang menghendaki pemimpinnya diganti, baik secara wajar maupun tidak wajar
  3. Proses alamiah, menjadi tua dan kehilangan kemampuan memimpin
  4. Kematian

Dalam implementasinya proses kaderisasi terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu
1.      Kaderisasi informal
2.      Kaderisasi formal

1.      Kaderisasi Informal
Dalam kaderisasi informal terdapat beberapa indikator atau kriteria kelebihan calon pemimpin yang berkripeadian positif dalam merebut kepemimpinan yang dilakukannya secara gigih berdasarkan prestasi, loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap kelompok/organisasi, memilki sifat dan sikap pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai penentu yang mutlak atas segalanya.


2.      Kaderisasi Formal
Perkataan formal menunjukkan bahwa usaha untuk mempersiapkan seseorang sebagai calon pemimpin dilakukan secara berencana, teratur dan tertib, sistematis, terarah, dan disengaja.
Usaha kaderisasi intern yang bersifat formal, dapat ditempuh dengan beberapa cara sebagai berikut :
a.       Memberi kesempatan menduduki jabatan pemimpin pembantu
b.      Latihan kepemimpinan di dalam atau di luar organisasi
c.       Memberikan tugas belajar
d.      Penugasan sebagai puncak pimpinan suatu unit
Kaderisasi kepemimpinan secara formal dan bersifat ekstern dapat dilakukan sebagai berikut :
  1. Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu untuk diangkat memimpin suatu unit
  2. Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu kemudian ditugaskan belajar pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi
  3. Memesan sejumlah generasi muda dari lembaga pendidikan formal dengan program khusus atau spesialisasi
  4. Menerima sejumlah generasi muda dari suatu lembaga pendidikan untuk melakukan kerja praktik di lingkungan organisasi
  5. Memberikan beasiswa atau tunjangan belajar pada anak-anak yatim piatu atau yang orang tunya tidak mampu, sebagai siswa atau mahasiswa berprestasi

Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan
Dalam Tap MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia dan Unesco 1999 bahwa hak asasi manusia adalah hak sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal, dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat manusia.

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan
Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan, kualifikasi dan kompetensi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan, mengingat kondisi kehidupan masyarakat yang dinamis.
Usaha-usaha peningkatan kualitas kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1.      Berfikir efektif dalam menetapkan keputusan
Berfikir merupakan potensi psikis yang sangat istimewa yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kenyataannya proses berfikir tidak pernah berhenti selama manusia masih dalam keadaan sadar. Seorang pemimpin harus mampu menampilkan kualitas berfikir yang tinggi, sebagai gambaran bahwa prosesnya berlangsung secara kritis, logis, rasional, kreatif, dan produktif.

Proses berfikir yang berlangsung di dalam diri seseorang dapat dibedakan menjadi :
a.       Berfikir yang bersifat secara intrapersonal
b.      Berfikir yang bersifat secara interpersonal

2.      Mengkomunikasikan hasil berfikir
Pemimpin tidak cukup hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau keputusan di dalam proses berfikir. Tetapi komitmen atau keputusannya itu harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisistif, kreativitas, pendapat, saran, perintah, dan lainnya, baik secara lisan maupun tulisan agar diketahui oleh orang lain

3.      Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan masalah
Kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama pada dasarnya berarti mampu mendorong dan memanfaatkan partisipasi anggota organisasi secara efektif dan efisien. Partisipasi anggota kelompok dapat dibedakan anatara partisipasi secara fisik dan partisipasi nonfisik.

Partisipasi Fisik, diwujudkan dengan menggunakan tenaga dan anggota tubuh dalam berbagai kegiatan organisasi yang memerlukannya.

Partisipasi Nonfisik, biasanya lebih banya dilakukan anggota organisasi dalam menunjang suatu kegiatan kepemimpinan.

4.      Menggali dan meningkatkan kreativitas
Kreativitas berasal dari kata kreatif, yang artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta, dan bersifat daya cipta.

Untuk memotivasi, pimpinan dapat menempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Menciptakan dan mengembangkan suasana atau iklim yang mengundang kreativitas
  • Menciptakan dan mengembangkan kerja sama yang dapat mewujudkan perasaan ikut bertanggung jawab
  • Merumuskan tujuan yang menyentuh kepentingan bersama

Maka, Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang dilandasi dengan ketaqwaan, kejujuran, menegakkan kebenaran, keberanian, tanggung jawab, dan keluhuran, kekuatan psikologis serta keiklasan, kesabaran, dan ketabahan.


Like the Post? Do share with your Friends.

No comments:

Post a Comment

IconIconIconFollow Me on Pinterest

KOMPAS TEKNO

Page Rank

PageRank Checker

What's Hot